Tanah Datar tahun 2017 akan menghasilkan Padi Organik yang merupakan hasil pertanian yang berbasis alam," ungkap Irdinansyah Tarmizi pada acara Penanaman Perdana Padi Organik di persawahan Kelompok Tani Sawah Payo Jorong Sawah Kareh Nagari Balimbing, Senin (10/10).
Acara penanaman Padi Organik ini juga dihadiri oleh Dandim 0307 Tanah Datar Letkol Arm Tri Bagus Kuntjoro, Anggota DPRD Kab. Tanah Datar Muhammad Haekal, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumatera Barat Ir. Chandra M.Si, BPTP Sumatera Barat, Bakorluh Sumatera Barat, Asuransi Jasindo, Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Tanah Datar Khairuddin, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Daryanto Sabir, Kepala BPS Tanah Datar, Camat Rambatan Aslamuddin, Kapolsek Rambatan, tim Penyuluh Pertanian Kec. Rambatan, Wali Nagari serta masyarakat Jorong Sawah Kareh yang tergabung dalam kelompok tani Sawah Payo.
Penanaman perdana Padi Organik di Tanah Datar ini merupakan langkah konkrit pemerintah daerah bersama provinsi untuk menyukseskan program nasional "1.000 Desa Pertanian Organik se-Indonesia".
Provinsi Sumatera Barat telah menjalankan program ini di 9 Kabupaten dengan 1 Nagari di masing-masing kabupaten, sebagai nagari percontohan, Kelompok Tani Sawah Payo Nagari Balimbiang merupakan kelompok tani yang mewakili Tanah Datar dalam pelaksanaaan program Padi Organik ini.
Bupati Irdinansyah dalam sambutannya menyampaikan " dalam melaksanakan program yang baru dan inovatif ini hal yang paling mendasar adalah merubah sikap dan prilaku pola tanam yang lama dengan mengunakan bahan-bahan kimia kepada pola tanam yang baru dengan mengunakan teknik pengolahan yang mengunakan bahan-bahan alami.
Kepada dinas terkait dan para penyuluh pertanian yang terjun langsung ke lapangan kepala daerah menyampaikan agar selalu mengawal dan mendampingi dengan serius sehingga kelompok tani ini bisa menjadi percontohan dan mendapatkan sertifikat sebagai produsen Padi Organik.
Dengan suksesnya program padi organik di Sawah Payo menjadi pendorong bagi petani lain di Tanah Datar untuk menanam padi dengan pola organik, selain harga jualnya yang tinggi juga turut menjaga kelestarian lingkungan hidup dari berbagai unsur kimia. "Tanah Datar siap mendukung target 100 ton per bulan padi organik dengan menjadi pemasok utama di Sumatera Barat," ucap Irdinansyah di hadapan petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sumatera Barat Ir. Chandra Msi menyampaikan salah satu faktor pendukung suskesnya program pengembangan padi organik ini adalah dengan ditetapkannya Sumatera Barat sebagai Destinasi Wisata Halal. Tugas besarnya adalah menyediakan pangan yang sehat dan berkualitas, untuk itu ini merupakan program yang cukup menjanjikan bagi masyarakat menghasilkan pangan yang berkualitas tinggi.
"Untuk mewujudkan itu dibutuhkan kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat khususnya petani dan pihak ketiga dalam hal ini Jasindo sebagai penyedia jasa asuransi bagi petani jika terjadi kegagalan panen, dengan membayar premi Rp. 36.000,- per ha per musim tanam, mendapat santunan maksimal Rp.6 Juta jika terjadi gagal panen akibat hama dan bencana alam" ujar Chandra.
Khairul Basman ketua kelompok tani Sawah Payo Balimbiang menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah daerah, provinsi atas bantuan yang telah diberikan dalan melaksanakan program Padi Organik ini berupa pembangunan irigasi sepanjang 142 Meter, 10 ekor sapi untuk penyediaan pupuk kompos dan bantuan bibit serta pupuk Organik.
Padi Organik adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan,untuk ditanam dan diolah menurut standar "organik" yang di tetapkan. Walau tidak ada satu "definisi" pun untuk "organik", kebanyakan definisi memiliki elemen umum.
"Organik" sebagaimana digunakan pada kebanyakan tanaman sawah yang umumnya berarti bahwa tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintesis atau buatan yang telah di gunakan.
Kesuburan tanah dipelihara melalui proses "alami" seperti penanaman tumbuhan penutup dan /atau penggunaan pupuk kandang yang dikomposkan dan juga limbah tumbuhan.
Tanaman dirotasikan di sawah untuk menghindari penanaman tanaman yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama. Penggantian bentuk-bentuk bukan "kimia" dari pengendalian hama di gunakan untuk mengendalikan serangga,penyakit dan gulma. Misalnya serangga yang bermanfaat untuk memangsa hama, jerami setengah busuk untuk menekan gulma dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar