Istilah "Digital Library" atau dalam Bahasa Indonesianya “perpustakaan digital” memiliki berbagai makna, mulai dari bentuk layanannya hingga koleksi digital yang mungkin salah satu diantaranya ditemukan di perpustakaan tradisional melalui pengumpulan informasi digital bersama dengan layanan sehingga menjadikan informasi lebih berguna untuk para pengguna. Istilah perpustakaan digital yang dimaksud memiliki beberapa makna atau definisi yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang mana kita melihat perpustakaan tersebut, apakah kita melihat dari keberadaanya atau kita melihat dari segi koleksinya. Karena bahasan yang paling menarik untuk didiskusikan sebelum kita membahas lebih jauh tentang perpustakaan digital adalah sebaiknya kita lihat pendapat dari beberapa ilmuwan yang berkecimpung dalam perpustakaan dan informasi tentang apa dan bagaimanana mereka memandang tentang perpustakaan digital yang kita maksud.
Banyak pertanyaan tentang cakupan istilah perpustakaan digital dan seberapa luas pandangan yang dimaksudnya. Apakah mencakup semua informasi manajemen atau yang lebih jelas dari sudut pandang mana kita mengartikannya? Dalam tulisan ini, kita memilih untuk mengambil pandangan yang lebih luas. Hal ini didorong oleh pengakuan bahwa untuk memaknainya memerlukan batasan-batasan tertentu sehingga apa yang disebut perpustakaan digital sesuai dengan makna dari dari kata yang terkandung di dalamnya dan keberadaannya dalam melayani masyarakat pengguna.
Perpustakaan digital adalah sebuah koleksi dokumen dalam bentuk elektronik yang terorganisir dan tersedia di Internet atau pada CD-ROM (compact-disc read-only memory). Tergantung pada perpustakaan tersebut dimana pengguna dapat mengakses artikel majalah, buku, karya tulisan ilmiah, gambar, file suara dan video.
Pada internet, penggunaan perpustakaan digital lebih ditingkatkan dengan koneksi broadband seperti kabel modem atau DSL. Koneksi dial-up dapat digunakan untuk mengakses dokumen plain-text dan beberapa dokumen yang berisi gambar akan tetapi untuk file yang kompleks dan dengan isi video animasi, dimana kecepatan datanya mencapai beberapa ratus kilobits per second (Kbps) dapat dikatakan lebih informatif. Dengan berbasis internet, perpustakaan digital dapat di-update setiap hari. Hal ini adalah salah satu aset terbesar teknologi baru ini.
Pada CD-ROM, jumlah data terbatas pada beberapa ratus megabyte (MB) per disk tetapi aksesnya secara umum jauh lebih cepat daripada koneksi Internet. Beberapa drive CD-ROM dapat dikombinasikan dalam satu set karena disk yang kecil. Akan tetapi pada perpustakaan besar dapat menampungnya dalam ruangan yang secara fisik dapat diatur sedemikian rupa. Keterbatasan utama dari CD-ROM adalah pembaruan atau peng-update-an tidak bisa dilakukan seperti halnya di Internet. Selain itu, produksi dan pendistribusian CD-ROM memerlukan biaya yang tidak sedikit jika dibandingkan dengan distribusi koleksi perpustakaab digital melalui internet.
Beberapa perpustakaan mulai melakukan konversi buku ke dalam format elektronik dalam rangka distribusi informasinya kepada para penggunanya melalui nternet. Beberapa berkas dapat dilihat secara langsung dalam format HTML yang lainnya dapat di-download dalam format PDF dan dapat pula dicetak. Beberapa penerbit menyimpan file elektronik buku dan menghasilkan satu unit file elektronik dimana pada waktu tertentu dapat dicetak atau digandakan jika ada permintaan.
Kutipan dari buku William Y. Arms tentang perpustakaan digital adalah sebagi berikut: "Ini adalah periode yang menarik dalam sejarah perpustakaan dan penerbitan elektronik. Untuk pertama kalinya, dimungkinkan untuk membangun sebuah layanan berskala besar di mana koleksi informasi disimpan dalam format digital dan menggunakan jaringan sebagai landasannya. Bahan-bahan sebagai produk elektronik disimpan pada seperangkat komputer. Sebuah jaringan komputer digunakan untuk menghubungkan PC. Pada perpustakaan digital yang sesungguhnya, tidaklah dibutuhkan kertas sebagai media informasinya "
Banyak perpustakaan sudah banyak belajar dan beradaptasi dari inovasi dalam penelitian tentang perpustakaan digital. Selain menggunakan teknologi informasi dalam menyediakan meningkatkan layanan dalam penggunaan dan penyebaran sumber informasi eksternal, perpustakaan juga dapat memainkan peran kunci dengan berpartisipasi dalam usaha dan didistribusikan perpustakaan digital untuk skala nasional dan internasional. Dalam hal ini perpustakaan digital menggunakan teknologi informasi dalam menerbitkan dan mengelola konten internalnya.
Definisi Perpustakaan Digital
Dalam bukunya yang berjudul Building Digital Libraries: A How-to-do-it Manual , Reese and Banerjee menggunakan istilah ketika berdiskusi tentang perpustakaan digital yaitu “bukan hanya informasi itu sendiri, tapi organisasi, struktur dan presentasi dari informasi, yang memberikan sebuah nilai repositori.
Banyak para ahli mencoba menggambarkan sebuah perpustakaan digital dengan pandangan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya seperti:
• CESA8 di Wisconsin: Sebuah perpustakaan digital adalah sebuah koleksi dokumen dalam bentuk elektronik yang terorganisir tersedia di Internet atau pada CD-ROM (compact-disc read-only memory). Tergantung pada perpustakaan tertentu, pengguna dapat mengakses artikel majalah, buku, karya ilmiah, gambar, file suara, dan video.
• World Technology Evaluation Center Inc. (WTEC): Serangkaian integrasi layanan dalam pengaturan, katalogisasi, penyimpanan, pencarian, pemeliharaan dan temu kembali informasi.
• Online Dictionary for Library and Information Science (ODLIS): Sebuah perpustakaan dalam proporsi signifikan dari sumber daya yang tersedia dalam format yang dapat dibaca oleh mesin (bukan untuk mencetak atau dalam microform), dimana dapat diakses dengan menggunakan komputer. Isi digital dapat diakses secara lokal atau jarak jauh melalui jaringan komputer.
• "Perpustakaan digital diselenggarakan atau diorganisasi atas koleksi informasi digital. Perpustakaan digital menggabungkan penataan dan pengumpulan informasi dimana penyimpanan dan pengarsipan selalu dilakukan dengan merepresentasikan digital oleh computer sepanjang dapat dilakukannya." (Michael Lesk)
• "Digitalisasi mungkin merupakan satu-satunya ciri khas dari perpustakaan digital yang ada melalui persetujuan universal." (Harter)
• "Dalam bentuk yang paling dasar perpustakaan digital harus mencakup dua fungsi yiatu: a) Menyediakan konten digital dalam bentuk virtual, terpisah secara geografis dari pengguna, dan b) Temu kembali informasi digital secara elektronik dari sumber luar terlepas dari lokasi keberadaannya"
• Perpustakaan digital adalah "memfokuskan pada koleksi materi digital, termasuk teks, video dan audio, bersama dengan metode-metode untuk mengakses dan menemukan serta untuk seleksi, organisasi dan pemeliharaan koleksi." (Ian Witten dan David Bainbridge).
• "Perpustakaan digital berbeda dengan perpustakaan tradisional yang telah melakukan otomatisasi yaitu mereka dirancang untuk mendukung penciptaan, pemeliharaan, manajemen, pengaksesan dan pelestarian konten digital." (Bernie Hurley, the Director for Library Technologies at U.C.Berkeley. Quoted in Digital library technology trends. Sun Microsystems. August 2002)
• Sun Microsystems mendefinisikan perpustakaan digital sebagai perpanjangan elektronik atas fungsinya dimana para penggunan melakukan fungsi-fungsi dan sumber daya yang mereka akses pada perpustakaan tradisional. Sumber informasi ini dapat diterjemahkan ke dalam bentuk digital, disimpan dalam repositori multimedia dan tersedia melalui layanan yang berbasis Web. Munculnya perpustakaan digital mencerminkan pertumbuhan e-learning (atau pembelajaran jarak jauh) sebagai alternatif virtual atas kehadiran sekolah tradisional.
Konsep Dasar Perpustakaan Digital
Dalam definisi yang dikemukakan Digital Library Federation bahwa perpustakaan digital masih mengandung konsep awal dari kepustakawanan. Hal ini tercermin dalam kata-kata memilih, mengatur, menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya. Kesemua kegiatan ini dilakukan oleh perpustakaan dan berbagai institusi lain seperti pada lembaga arsip, dokumentasi, dan museum sejak manusia mengenal kehidupan yang berbasis buku dan dokumen dalam arti luas.
Perkembangan teknologi informasi yang mulanya dimotori oleh adanya teknologi komputer ini kemudian menjadi katalisator. Perkembangan ini kemudian mempercepat dan mengubah berbagai praktek penting di dalam bidang perpustakaan, informasi dan dokumentasi. Secara sistemik telah terjadi pula perubahan dalam cara masyarakat memandang teknologi informasi, dari yang semata-mata hanya memusatkan perhatian pada peran teknologi dalam hubungan antar manusia sebagai anggota masyarakat yang semakin lama semakin intensif menggunakan informasi dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Berdasarkan pada sudut pandang diatas maka perpustakaan digital dinilai sebagai sebuah system sosio-teknik yang memperlihatkan betapa perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya, dan teknologi digital pada khususnya, bersinggungan dengan aspek organisasional dan aspek social masyarakat yang menggunakannya. Dengan kata lain sosio-teknik merupakan pertimbangan antara pemanfaatan teknologi informasi dan teknologi digital berhubungan dengan aspek organisasi dan social masyarakat.
Untuk melihat aspek sosio-teknik dapat dilihat pada konsep yang dikemukakan oleh Delos. Dalam sebuah manifestonya, lembaga ini menggambarkan perpustakaan digital sebagai three-tier framework atau sebuah kerangka dengan tiga pilar yaitu sebagai berikut:
• Digital Library (DL) sebagai sebuah organisasi (dalam bentuk virtual atau tidak) mengumpulkan, mengelola, dan melestarikan koleksi digital untuk ditawarkan kepada masyarakat dalam bentuk fungsional, dengan kualitas terukur dan berdasarkan kebijakan yang jelas.
• Digital Library System (DLS) sebagai sebuah system perangkat lunak yang didasarkan pada arsitektur informasi tertentu untuk medukuung semua fungsi digital library. Para pengguna akan berinteraksi dengan DL melalui DLS ini.
• Digital Library Management System (DLMS) sebagai sebuah system perangkat lunak generic yang menyediakan infrastruktur untuk menghasilkan dan mengelola digital library system dan menjalankan fungsi digital library. Serta mengoperasikan perangkat tambahan untuk memperkaya fungsi lain yang lebih spesifik.
Perpustakaan digital merupakan sistem yang bukan hanya melibatkan system perangkat keras dan lunak, tetapi juga melibatkan manusia dan kebijakan. Selain itu perpustakaan digital juga harus dikaitkan dengan isi, kegunaan, dan kualitas. Lebih jauh lagi perpustakaan digital juga mengandung hubungan social yang melibatkan 4 faktor atau pelaku utama, antara lain:
1. DL end-users,
DL end-users atau pengguna perpustakaan digital sebagi pihak yang memanfaatkan fungsi-fungsi perpustakaan digital. Para pengguna akan melihat perpustakaan digital sebagai entitas dalam keadaan siap (stateful entity) yang menjalankan fungsi-fungsi sesuai kebutuhan mereka. Gerak dan hasil kerja fungsi-fungsi ini diaktifkan oleh para pengguna serta sangat bergantung pada keadaan perpustakaan digital sewaktu dikontak oleh penggunanya. Termasuk dalam keadaan perpustakaan digital ini adalah keadaan koleksinya dan kondisi aksesnya.
1. DL Designers,
DL Designers adalah para perancang yang dengan menggunakan pengetahuan mereka, merancang, menyesuaikan, dan memelihara system perpustakaan digital berdasarkan kebutuhan fungsional maupun kebutuhan informasi para pengguna. Agar dapat melakukan tugasnya, para perancang ini berinteraksi dengan Digital Library Management System.
1. DL system Administrators
DL system Administrators atau administrator system perpustakaan digital merupakan pihak yang memilih dan menetapkan komponen-komponen perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan fungsi-fungsi perpustakaan digital. Para administrator juga berinteraksi dengan DLMS dengan jalan merancang parameter dan konfigurasi system. Tugasnya adalah mengenali konfigurasi apa yang paling tepat untuk system perpustakaan digital yang dikelolanya agar dapat menghasilkan luaran yang berkualitas.
1. 4. DL Application Developpers
DL Application Developpers adalah pihak yang secara teknis mengembangkan komponen-komponenpembentuk DLMS. Mereka mengembangkan berbagai perangkat lunak dan aplikasi yang sesuai untuk mengembangkan fungsi sebagaimana dikehendaki pengguna dan dirancang oleh administrator dan perancang diatas.
Perpustakaan digital adalah organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk staf khusus, memilih, mengatur, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan, mendistribusikan, melestarikan integritas dan menjamin koleksi sepanjang masa atas koleksi karya-karya digital sehingga dapat terbaca dan secara ekonomis tersedia untuk digunakan dalam suatu komunitas atau kumpulan masyarakat.
Tentu saja, konsep perpustakaan digital memiliki beberapa makna tergantung masing-masing individu memandang dari sudut pandang yang mana dan dalam berbagai konteks. Sebagai contoh, konsep hanya dapat merujuk pada pengertian tentang koleksi tanpa merujuk kepada organisasi, aksesibilitas intelektual ataupun atribut jasa atau layanannya. Hal ini dapat diperluas dengan berbagai cara pandangnya, misalnya, ketika kita mendengar World Wide Web digambarkan sebagai perpustakaan digital. Konsep tersebut mungkin juga merujuk pada organisasi yang mendasari koleksi, atau bahkan lebih khusus untuk sistem yang berbasiskan komputer di mana koleksi berada. Pandangan yang terakhir tampaknya sebagian besar beroperasi dalam NSF digital library initiative program. Misalnya, C.L. Borgman, et al. Social aspects of digital libraries. Perpustakaan digital mungkin juga harus dibedakan dari arsip digital yang menekankan sifat dari karya-karya yang dikumpulkannya, seperti dalam Preserving Digital Information: Report of the Task Force on the Archiving of Digital Information, yang menekankan fungsi pelestarian atau preservasinya.
Tentu saja, merevisi, memperbaiki, dan sebaliknya meningkatkan definisi yang komprehensif tersebut. Namun, yang dimaksud di sini adalah menyarankan bahwa ada satu serangkaian atribut yang memberi koherensi dengan konsep perpustakaan digital. Atribut ini meliputi fungsi pengumpulan, organisasi, pelestarian, pengaksesan dan nilai ekonominya. Suatu program untuk pengembangan "federasi" perpustakaan digital perlu didefinisikan dan diukur dalam hal pengembangan atribut tersebut. Namun, definisi yang diusulkan juga menekankan bahwa "perpustakaan digital" perlu didefinisikan dan diukur dalam hubungannya dengan masyarakat yang mereka layani.
Perpustakaan digital sebagai "collections"
Perpustakaan digital sebagai "sebuah koleksi dokumen digital (atau objek)" adalah persepsi yang dominan untuk saat ini. Berikut ini adalah definisi yang sangat berguna yang mengetahui esensi dari persepsi tersebut."
Perpustakaan digital adalah koleksi yang memfokuskan pada obyek-obyek digital yang terorganisasi termasuk didalamnya teks, gambar, video dan audio, dilengkapi dengan metode-metode akses dan temu kembali dan untuk seleksi, penciptaan, pengorganisasian, pemeliharaan dan berbagi koleksi."
Definisi di atas dikemukakan oleh Ian Witten and David Bainbridge yang memfokuskan pada pengumpulan dokumen, atribut dan proses yang menekankan pada istilah dimana fakta bahwa perpustakaan digital taka hanya sekedar sebagai objek digital saja. Perpustakaan digital lebih menekankan pada kualitas atas perpustakaan tradisional seperti komunitas yang didefinisikan pengguna, terfokus koleksi, seleksi, organisasi, pelestarian, ketersediaan jangka panjang, berbagi informasi dan pelayanannya.
Dalam hal koleksi lebih berfokus pada sudut pandang dimana sesuai dengan minat atas pengembangan yang sederhana atau statis atau koleksi khusus perpustakaan digital.
Perpustakaan Digital sebagai "institutions"
Perpustakaan digital sebagai "sebuah lembaga" adalah persepsi lain, meskipun tidak sedominan dengan definisi sebelumnya. Berikut definisi yang diberikan oleh Digital Library Federation (DLF) membawa keluar dari esensi dari persepsi ini.
"Perpustakaan digital adalah organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk staf khusus, untuk memilih, memiliki struktur, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan, mendistribusikan, melestarikan integritas, dan menjamin koleksi sepanjang masa atas koleksi karya-karya digital sehingga dapat terbaca dan secara ekonomis tersedia untuk digunakan oleh suatu komunitas atau kumpulan masyarakat".
Definisi di atas menekankan pada perpustakaan digital sebagai sesuatu yang dinamis dan tumbuh sebagai suatu organisasi. Perpustakaan digital berevolusi dan menjadi sesuatu yang dominan dalam membantu pengaksesan terhadap pengetahuan dan pembelajaran serta pelembagaan perpustakaan digital tampaknya akan terus meningkat dari waktu ke waktu.
2.2. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman anda terhadap materi di atas, kerjakan latihan berikut:
1. Apa perbedaan antara perpustakaan tradisional dengan perpustakaan digital .
2. Bagaimana anda menjelaskan perpustakaan digital dilihat dari konsep dasarnya
3. Apa yang membedakan perpustakaan digital sebagai suatu lembaga dan sebagai suatu koleksi.
2.3. Rangkuman
Perpustakaan digital adalah organisasi yang menyediakan sumber daya, termasuk staf khusus, memilih, mengatur, menawarkan akses intelektual, menginterpretasikan, mendistribusikan, melestarikan integritas dan menjamin koleksi sepanjang masa atas koleksi karya-karya digital sehingga dapat terbaca dan secara ekonomis tersedia untuk digunakan dalam suatu komunitas atau kumpulan masyarakat.
Konsep perpustakaan digital memiliki beberapa makna tergantung masing-masing individu memandang dari sudut pandang yang mana dan dalam berbagai konteks. Konsep tersebut mungkin juga merujuk pada organisasi yang mendasari koleksi, atau bahkan lebih khusus untuk sistem yang berbasiskan komputer di mana koleksi berada. Karena itu ada dua pandangan dua konsep perpustakaan digital yaitu perpustakaan digital sebagai lembaga dan sebagai koleksi.
Ada tiga pilar yang dikenal dengan three-tier framework perpustakaan digital yaitu sebagai berikut: Digital Library (DL) sebagai sebuah organisasi, Digital Library System (DLS) sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang didasarkan pada arsitektur informasi dan Digital Library Management System (DLMS) sebagai sebuah system perangkat lunak generic yang menyediakan infrastruktur.
Post Top Ad
Responsive Ads Here
Jumat, 02 Maret 2018
Digilib: Definisi dan Konsep
Tags
# Sist. Informasi
Share This
About Arlo
Sist. Informasi
Label:
Sist. Informasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Post Bottom Ad
Responsive Ads Here
Author Details
Templatesyard is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of templatesyard is to provide the best quality blogger templates which are professionally designed and perfectlly seo optimized to deliver best result for your blog.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar